KabarKalimantan, Banjarmasin – Darah elemen penting dalam tubuh manusia. Pasokan darah kerap digunakan untuk menolong persalinan, mengobati suatu penyakit, ataupun penanganan terhadap korban kecelakaan yang menderita pendarahan hebat.
Di Indonesia, kebutuhan darah sangat tinggi. Itu sebabnya, PMI gencar mengajak masyarakat mendonorkan darah demi membantu sesama manusia. Tapi, banyak di antara masyarakat bertanya-tanya mengapa Palang Merah Indonesia (PMI) mengutip duit Rp 360.000 ketika pasien mencari golongan darah tertentu. Sebab, pendonor tidak menerima imbalan materi saat mendonorkan darah.
Seorang sukarelawan PMI Kota Banjarmasin yang tergabung di KSR PMI Kota Banjarmasin, Sulaiman, mengatakan biaya administrasi sebesar Rp 360.000 sejatinya bukan pembelian darah. Tapi, ia melanjutkan, duit pasien itu untuk biaya pengganti pengelolaan darah di bank darah milik PMI.
Ia mengatakan PMI mesti memastikan darah dalam kondisi steril dari HIV, hepatitis, dan virus lain. “Darah yang Mahal apabila kita membeli di PMI yaitu sebesar Rp.360.000, perlu pian (Anda) ketahui semua biaya Rp.360.000 itu adalah bukan biaya kita nukar (beli) darah, namun biaya pengganti pengelolaan darah,” kata Sulaiman seperti dikutip dari dinding akun Facebooknya.
Menurut dia, PMI bertugas mengelola darah sekaligus menanggung biaya operasional seperti pembelian kantong darah yang masih impor. Sulaiman pun mengusulkan Unit Transfusi Darah (UTD) membuat X-Banner agar masyarakat mahfum perihal duit administrasi sebesar Rp 360.000 itu.
Reporter: Muhammad Rizal Khalqi