KabarKalimantan, Banjarmasin – Nurliani H. Dardie terkejut saat iring-iringan rombongan keliru melintasi rute menuju Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Banjarbaru di Kelurahan Sei Tiung, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru. Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Kalimantan Selatan, itu kesasar hingga ke tengah belantara saat berkunjung ke sana.
Di tempat itu, Nurliani terperangah karena tidak menemukan satu orang pun. “Padahal dari Jalan Cokrokusumo, Cempaka ada papan petunjuk LP Banjarbaru 500 meter lagi. Tapi kok jalannya seperti itu, mobil bunda sampai ambles ke lubang dalam itu tadi,” kata Nurliani Dardie menceritakan ulang lika-liku berkunjung ke LP Kelas III Banjarbaru, Senin (17/7/2017).
Alhasil, ia sempat molor saat mendatangi lokasi akibat salah rute. Berangkat dari Pal 6 tepat tengah hari, Nurliani baru tiba di LP Kelas III Banjarbaru sekitar pukul 16.15 Wita. Ia bukan sekali saja berkunjung ke penjara. Seraya membawa mobil perpustakaan keliling, Nurliani sempat singgah ke LP Kelas IIA Banjarmasin, LP Khusus Anak Kelas I Martapura, Rutan Pelaihari, Rutan Kandangan, dan LP Perempuan Martapura.
Bunda Nunung-sebutan beken Nurliani H. Dardie- mengatakan, kunjungan perpusling ke LP Kelas III Banjarbaru demi memperluas akses masyarakat terhadap bacaan bermutu. Lewat penetrasi literasi semacam ini, dia bermaksud mendekatkan dunia literasi di tengah warga binaan yang terbatas aksesnya.
Selain itu, Bunda Nunung ingin bergerak cepat mewujudkan program Kalsel Cerdas. “Bukan saatnya kita duduk menunggu pengunjung datang, tapi harus pro aktif mendekatkan buku kepada masyarakat tanpa membedakan usia, jenis kelamin, dan status sosialnya,” kata Bunda Nunung.
Itu sebabnya, ia antusias tatkala membaur di tengah warga binaan demi mengenalkan literasi. Tak sekedar baca buku, Bunda Nunung mendatangkan pula ahli seni origami dan pakar dongeng. Menurut dia, warga binaan antusias merespons aneka suguhan itu.
Kepala LP Kelas III Banjarbaru, Akhmad Heriansyah, mengapresiasi atas kunjungan pusling ke sel penjara. Ia meyakini cara ini bisa meningkatkan minat baca warga binaan, membentuk kepribadian, dan intelektualitas. “Semoga terus berlanjut, bahkan kalau mungkin ditingkatkan intensitasnya,” kata Akhmad.
Diananta P. Sumedi