KabarKalimantan, Banjarmasin – Memasuki triwulan kedua anggaran 2018, pendapatan daerah atau target yang menjadi patokan pencapaian Badan Keuangan Daerah (Bakeuda) Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan sudah terlampaui.
“Alhamdulillah, sudah melebihi target. Artinya, masyarakat di Banua ini sadar wajib pajak dan taat membayar pajak. Terutama pajak kendaraan bermotor,” kata Kepala Bakeuda Pemprov Kalsel Aminuddin Latif beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan, ada komponen pajak daerah yang menjadi tanggungjawab Bakeuda dengan jajarannya untuk dikumpulkan dan dijadikan komponen pendapatan daerah.
Aminuddin menungkapkan, untuk target pendapatan pajak kendaraan bermotor berkisar antara Rp 4 miliar sampai dengan Rp 5 miliar. Akan tetapi, pasca libur LebaranIdul Fitri pendapatan pajak itu sudah hampir Rp 7 miliar yang dikumpulkan dari seluruh Kantor Samsat se-Kalsel.
“Mulai dari hari pertama sudah dapat Rp 7 miliar dari yang biasanya hanyar kurang lebih Rp 5 miliar. Dengan kata lain, warga yang sempat tertunda dalam pembayaran pajaknya langsung membayar pada 21 Juni lalu,” terangnya.
Dalam kesempatan tersebut, Aminuddin juga menjelaskan rincian realisasi pendapatan pajak daerah (non denda) sampai pada 31 Mei TA 2018.
Mulai dari pendapatan pajak daerah yang memiliki target murninya Rp 2.820.097.334.727,00 dengan realisasinya Rp 1.053.600.025.053,00, dan presentasenya 37,36 persen.
Dilanjutkan dengan pajak kendaraan bermotor paling signifikan, karena dari target Rp 655.778.745.086,00 sudah terealisasi Rp 256.102.081.723,00 dengan presentasenya sudah 39,05 persen dan estimasinya 46,05 persen.
Bea balik nama kendaraan bermotor juga mengalami kenaikan, pada tahun sebelumnya masih sangat minim. Sekarang sudah kenaikannya sudah signifikan yakni mencapai Rp 208.323.062.600,00 dan presentasenya 37,22 persen untuk triwulan kedua.
Sementara untuk pajak bahan bakar kendaraan bermotor, targetnya Rp 1.351.751.108.396,00, realisasinya triwulan ini sudah Rp 512.236.629.413,00 dengan presentase kisaran 37,89 persen.
Sedangkan untuk pajak rokok targetnya Rp 250 miliar untuk realisasinya Rp 75.649.252.354,00 dengan presentase 30,26 persen. “Semua masih dalam triwulan kedua, masih efektif satu bulan ke depan. Semoga masih bisa lebih,” pungkasnya.
Syahri Ramadhan