KabarKalimantan, Banjarmasin – Puluhan guru honerer dari tiga sekolah khusus yang ada di Kalsel mengadu ke DPRD Provinsi Kalsel.
Mereka mengeluhkan pemotongan insentif sebesar 50 persen yang mulai diberlakukan sejak awal Juli 2018 lalu.
“Tentu kebijakan yang menagacu pada Permendagri Nomor 12 tahun 2017 ini sangat memberatkan kami,” kata Gunawan, salah satu guru gonorer saat mendatangi sekertariat DPRD Kalsel, Kamis (2/7/2018).
Puluhan guru pendidikan dan tenaga pendidikan non PNS alias honorer luar biasa tipe C Kalsel, SMAN Banua Bording School, Banjarbaru dan SMK Perternakan Pelaihari ini mengeluhkan jika insentif kerja mereka yang mulanya Rp 2,3 juta, dipangkas menjadi Rp 1 juta perbulan.
Penghasilan ini dinilai tidak layak karena tidak seimbang dengan beban kerja mereka. Bahkan, ironisnya kesenjangan justru ada pada gaji officeboy dan keamanan dibayar lebih mahal.
Maka dari itu para guru tersebut mendesak pemerintah dan legislatif untuk mencarikan solusinya.
Menaggapi hal itu, Ketua Komisi IV Dprd Provinsi Kalsel Yazidie Fauzy mengaku prihatin atas kondisi tersebut. Ia berencana dalam waktu dekat akan memanggil Sekretaris Daerah, Kepala BKD dan dinas terkait untuk memgusulkan revisi Peraturan Gubernur (Pergub).
“Karena dengan beban kerja lebih berat, mereka layak mendapatkan honor yang layak pula,” kata Yazidie.
M Rizal Khalqi