KabarKalimantan, Paringin – Bupati Balangan H Ansharuddin mengapresasi keberhasilan Mohamad Hanif Wicaksono sang pembudidaya tanaman buah langka asli Kalimantan yang berhasil meraih anugerah Semangat Astra Terpadu untuk (SATU) Indonesia Awards (SIA) 2018.
Diketahui Hanif merupakan satu dari tujuh orang yang keluar sebagai peraih apresiasi gelaran PT Astra International Tbk itu. Dimana tiap kategori meliputi lima bidang dan satu kelompok, yakni bidang kesehatan, pendidikan, kewirausahaan, lingkungan, teknologi dan kelompok.
Hanif terpilih di bidang lingkungan bersama Franly Aprilano Oley asal Kalimantan Timur yang berdedikasi sebagai penjaga hutan.
Rasa Bangga Bupati Balangan dari keberhasilan hanif ini disampaikannya saat Hanif mengunjungi dirinya di ruang kerjanya. “Hanif ini salah satu pegawai kami di penyuluh KB, dan pasti kami merasa bangga dengan hasil pemikirannya membudidayakan buah langka ini,” ucap Bupati.
Bupati berharap hanif agar terus melestarikan tanaman buah langka ini dan ini bisa menjadi contoh kepada warga lain agar ikut mengembangkan tanaman dan buah langka terkhusus tanaman dan buah lokal Balangan.
Perjuangan Hanif ini berawal dari mendirikan Kelompok Usaha Tunas Meratus di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dengan kegiatan utamanya konservasi tanaman buah asli Kalimantan.
Program Tunas Meratus mengumpulkan, mendokumentasikan, membibitkan, dan membudidayakan tanaman buah Kalimantan serta mengedukasi masyarakat akan pentingnya pelestarian sumberdaya plasma nutfah Kalimantan.
Sejak 2012, Hanif mulai melakukan ekplorasi, dokumentasi pembibitan serta edukasi. untuk dokumentasi ada satu bab buku sudah publikasi dengan judul ‘Potret Buah Nusantara Masa Kini’. Sementara 6 draft buku lagi belum publikasi berjudul “Buah Hutan Kalimantan Selatan seri 1-6 (sebuah dokumentasi dan upaya konservasi)”.
Pria kelahiran Blitar lulusan Sarjana Ilmu Komunikasi tersebut ketika pindah dari Jawa Timur ke Kalsel pada 2011 lalu mengaku menemui berbagai macam buah yang tidak pernah dilihatnya di Jawa.
Semakin menarik, menurut Hanif , ketika ia mengetahui ternyata masyarakat lokal Kalsel sendiri banyak yang belum pernah melihat pohon dari buah-buahan tersebut.
Didorong rasa senangnya terhadap tanaman dan bumbu penasaran, mulailah dia menjelajah untuk mencari asal dari buah-buah langka khas Pulau Kalimantan.
Semakin lama ternyata buah yang ditemui semakin banyak dan beragam hingga akhirnya dia terfikir untuk mengumpulkan tanaman tersebut hingga saat ini.
Selama lebih dari 5 tahun berjalan, program yang dirintisnya hanya pernah mendapat bantuan sekali untuk membuat sebuah nursery dari BPTP Kalsel. Selebihnya berjalan dengan menyisihkan dana pribadi.
“Pembibitan kami lakukan untuk memperbanyak buah Kalimantan dimana ada lebih dari 100 jenis buah endemik yang diperbanyak untuk pelestarian dan sampai saat ini sudah ribuan bibit kami bagikan baik ke masyarakat, instansi maupun kebun raya,” tuturnya.
Hanif menegaskan, sumberdaya genetik adalah kekayaan bangsa sekaligus identitas. Contohnya seperti buah kasturi (Mangifera Casturi) adalah flora identitas Kalimantan Selatan akan tetapi di Kalimantan sendiri tidak ada kebun kasturi maupun orang yang mengebunkan kasturi semua dari hasil alam.
Sedangkan di California, kasturi dan beberapa Mangifera endemik asli Kalimantan dibudidayakan. Belum lagi banyaknya orang-orang luar negeri terutama dari Eropa dan Amerika Selatan yang menghubungi Hanif untuk mendapatkan berbagai benih.
“Buat saya ini aneh sekali dimana buah yang saya dapat banyak yang tidak diketahui masyarakat umum, kalaupun ada itupun dipandang sebelah mata di negeri sendiri tetapi malah jadi target buruan di negeri orang,” bebernya menyesalkan.
Persoalan tersebut membuat Hanif semakin ingin mengenalkan buah-buahan lokal ke masyarakat umum secara luas dan tentunya akan berdampak pada sosial dan ekonomi masyarakat yang mau mengembangkanya.
“Ini adalah kesempatan untuk mengembangkan buah lokal sekaligus dikelola dengan basis pemberdayaan untuk peningkatan ekonomi masyarakat melalui budidaya,” pungkasnya.(advertorial)
FM Hidayatullah