KabarKalimantan, Banjarmasin – Sanggar Titian Barantai (STB) Universitas Islam Kalimantan (Uniska) MAB Banjarmasin menggelar aksi menolak lupa tragedi Jumat kelabu 23 Mei 1997.
Rangkaian aksi tersebut diawali Longmarch Hotel A menuju Jalan Sudimampir, Hasanudin Majedi dan berakhir kembali di perempatan Hotel A Banjarmasin.
Mahasiswa yang tergabung dalam organisasi seni kampus ini mengenang kembali sejarah kelam tragedi terbesar yang pernah tercatat di Kalimantan Selatan, sebagai bagian dari program kerja wajib mereka.
Ketua Umum Sanggar Titian Barantai Uniska, Angga Tri Wahyudi mengatakan, tujuan aksi ini tidak lain untuk merawat ingatan bahwa pernah terjadi kerusuhan besar di kota Banjarmasin.
Melalui aksi tersebut, STB Uniska Banjarmasin menyisipkan pesan kepada masyarakat kota Seribu Sungai agar tetap saling menjaga keharmonisan bermasyarakat dan menjunjung tali persaudaraan di kota Banjarmasin
“Kegiatan ini di laksanakan STB setiap tahunnya, tujuannya untuk mengingatkan kepada masyarakat betapa pentingnya menjaga keharmonisan dan selalu menjunjung tinggi tali persaudaraan,” kata Angga, Minggu (23/5/2021).
Angga mengatakan, aksi yang dilakukan kali ini antara lain Pembacaan Puisi, Orasi, doa bersama, dengan melibatkan 30 orang. Tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.
Berhubung masih dalam suasana pandemi, STB Uniska tidak mengumpulkan massa. “Tetap menerapkan Protokol kesehatan, salah satunya menggunakan masker,” ujar Angga.
Sekedar informasi, STB Uniska merupakan salah satu anggota Forum Komunikasi Pekerja Seni Kampus (FKPSK) Kalsel, yang paling lantang menyuarakan kritik dan kepekaan terhadap situasi yang terjadi.
Beberapa karya yang lahir dari tangan-tangan kreatif STB Uniska antara lain Menolak Lupa Terbakarnya UNISKA, Peringatan hari pahlawan 10 November, Pentas Penggalangan Dana Peduli Bencana, serta Bakti Budaya yang merepresentasikan kepedulian terhadap Korban Banjir Barabai melalui trauma Healing.
Reporter: Smara Aqdimul Azmi
Editor: Suhaimi Hidyat
Penanggungjawab: M Ridha