KabarKalimantan, Kotabaru – Program Pemerintah Kabupaten Kotabaru untuk menjadikan Bumi Saijaan sebagai lumbung padi di Provinsi Kalsel nampaknya tak semudah yang dibayangkan.
Pasalnya, saat ini masih banyak para petani di sejumlah wilayah di Kabupaten Kotabaru yang bertani secara tradisional alias tanpa alat mesin pertanian (Alsintan). Contohnya para petani di wilayah Desa Sungai Limau, Kecamatan Pulau Laut Timur.
Tentu saja, para petani ini sangat membutuhkan bantuan Alsintan dari pemerintah daerah setempat.
“Waktu panen, kami melakukannya secara tradisional yakni hanya menggunakan arit, sehingga banyak waktu terbuang dan pelaksanaan panennya pun lambat selesai,” kata Rahman, salah satu petani Desa Sungai Limau, Selasa (22/6/2021).
Dikatakannya, di Desa Sungai Limau sebenarnya sudah mempunyai Alsintan pemanen padi. Tapi hanya satu saja, dan itupun hanya dapat digunakan bila saat panen padi sawah tanahnya kering, bila kondisinya masih tergenang air atau lumpur alat tersebut tidak dapat digunakan.
“Karena hanya ada satu, para petani juga rebutan untuk menggunakannya apabila di saat panen padinya berbarengan, sehingga banyak para petani melaksanakan panen padi sawahnya dengan cara manul saja,” ucapnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pertanian Kotabaru Hairudin menyarankan, agar para petani maupun kelompok tani di Kecamatan Pulau Laut Timur mengajukan proposal permohonan bantuan mesin pemanen padi
“Nanti, proposal pengajuan permohonan bantuan mesin pemanen tersebut akan kami teruskan ke Kementerian Pertanian. Dan, kami akan memperjuangkan apa yang dikehendaki para petani tersebut,” ungkap Hairuddin.
Reporter: Ardiansyah
Editor: Suhaimi Hidayat
Penanggungjawab: M Ridha