Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Usia Dini

Oleh: Sartini S.Pd. AUD
Kepala Sekolah di PAUD Terpadu TK-KB Negeri Pembina Kecamatan Angsana

MOTIVASI merupakan dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Bagi seseorang yang sedang tidak bersemangat ataupun sedang bersedih, kata motivasi mungkin saja bisa membuatnya kembali bangkit. Motivasi ini bisa didapatkan di mana saja, baik dari orang terdekat, guru, teman, orang tua, kondisi lingkungan dan lain sebagainya. Namun, yang dapat membuat seseorang memutuskan untuk melakukan suatu tindakan tentunya hanya dirinya sendiri. Dalam dunia pendidikan, pengertian motivasi adalah usaha yang disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan motif-motif pada diri peserta didik yang menunjang ke arah tujuan-tujuan belajar. Motivasi merupakan usaha memperbesar atau mengadakan gerakan untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu, memotivasi peserta didik merupakan salah satu tugas yang harus dijalankan oleh seorang guru.

Alasan pentingnya meningkatkan motivasi adalah karena setiap anak memiliki tujuan. Untuk menjaga tujuan dengan baik, seseorang harus termotivasi untuk mencapai impian menjadi kenyataan. Kata motivasi diambil dari bahasa latin, movere yang artinya dorongan dari diri sendiri untuk mencapai sesuatu yang dikehendaki. Motivasi belajar artinya dorongan dari diri peserta didik untuk mencapai tujuan belajar. Misalnya pemahaman materi atau kegiatan pengembangan pembelajaran. Dengan adanya motivasi, peserta didik akan senantiasa semangat untuk terus belajar tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Cara menumbuhkannya tentu bukan perkara mudah, karena setiap peserta didik memiliki karakter dan keinginan berbeda-beda.

Cara meningkatkan motivasi belajar peserta didik bisa dengan meragamkan metode pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan kebosanan peserta didik saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Jika peserta didik sudah mulai bosan dengan materi kegiatan yang disampaikan, maka seorang guru bisa mengubah metode yang lain, misalnya bermain di luar kelas, metode proyek, demonstrasi, kunjungan langsung dan sebagainya. Cara selanjutnya adalah dengan membuat peserta didik menjadi aktif di kelas. Keaktifan peserta didik bisa mendorong dirinya untuk terus mengikuti kegiatan belajar dan semangat dalam memecahkan suatu permasalahan. Salah satu contohnya adalah dengan memberikan sejumlah pertanyaan berorientasi HOTS dan menarik. Bagi peserta didik yang berani menjawab, baik benar atau salah, akan mendapatkan reward yang menguntungkan.

Baca Juga :   Kiat Utama Mengelola Waktu Belajar

Seorang guru juga bisa memanfaatkan media sebagai salah satu cara meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Melalui media, peserta didik bisa mendapatkan hal baru yang belum pernah mereka dapatkan sebelumnya. Adapun contohnya adalah dengan gambar, boneka tangan, media visual dan sebagainya. Jika mereka tertarik dengan media yang digunakan oleh guru, pasti mereka akan semangat dan termotivasi untuk terus mengikuti kegiatan belajar. Selain itu, pujian juga merupakan ucapan yang bisa memberikan sentuhan positif secara verbal. Melalui pujian, seseorang akan merasa dihargai, begitu juga dengan para peserta didik. Ada banyak tujuan motivasi seperti menjadi kekuatan penuntun untuk semua perilaku peserta didik, membantu meningkatkan efisiensi anak saat mereka belajar, membantu anak untuk mengambil tindakan, Mendorong anak untuk terlibat dalam kegiatan aktif belajar. Oleh karena itu, ada cara ampuh meningkatkan motivasi belajar anak yaitu ajak anak bicara dari hati ke hati. Meski prestasi memengaruhi masa depan, namun jangan langsung memarahi anak ketika ia malas mengikuti kegiatan belajar, berikan ia hadiah, kenali gaya belajar anak, fokus pada minat anak, ajak anak untuk ke pojok baca untuk membaca cerita menarik.

Baca Juga :   Faktor Penyebab dan Dampak Stress

Pentingnya motivasi belajar bagi anak usia dini adalah untuk menyeimbangkan keberhasilan anak dalam mengikuti kegiatan proses pembelajaran secara keseluruhan mulai pembukaan, inti, hingga penutup, menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar dan mengikuti aturan sesuai kesepakatan, mengarahkan kegiatan belajar sesuai dengan minat anak, membesarkan semangat belajar sehingga anak antusias, dan membentuk karakter positif kepada anak. Tidak semua anak memiliki motivasi belajar tinggi, Namun seorang guru tidak boleh pantang menyerah dalam memberikan motivasi belajar kepada anak usia dini/ peserta didik. Sebab motivasi belajar memiliki peranan yang penting dalam mendorong kesuksesan belajar pada anak usia dini. Faktor internal seperti fisik dan psikologis sangat mempengaruhi motivasi belajar anak, karena apabila kondisi fisik anak terganggu, misalnya demam, pilek, pusing, batuk dan sebagainya, maka tak heran jika anak usia dini merasa cepat lelah, tidak bergairah, dan tidak bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar. Begitu juga dengan faktor psikologis yang mempengaruhi motivasi belajar anak, berhubungan dengan hal-hal yang mendorong atau menghambat aktivitas belajar si anak usia dini seperti rasa ingin tahu yang tinggi, ingin mendapat simpati dari orang tua, guru, dan teman- teman, ingin memperbaiki kegagalan, dan perasaan aman jika telah mampu menyelesaikan kegiatan. Adapun hal-hal yang menghambat aktivitas belajar anak usia dini adalah, tidak tertarik dengan kegiatan tertentu, merasa tidak aman dan tidak nyaman, dan juga perasaan takut, cemas, dan gelisah.

Baca Juga :   OPPO F5, Gawai Cerdas Pemindai Wajah Merambah Banjarmasin

Selain faktor internal tersebut ada juga faktor eksternal yang dapat mempengaruhi motivasi belajar anak usia dini yaitu faktor sosial dan non sosial. Pengaruh lingkungan sosial pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan yang meliputi keluarga, guru dan teman. Proses belajar akan berlangsung dengan baik, apabila guru menyajikan kegiatan pembelajaran dengan cara yang menyenangkan, seperti bersikap ramah, memberi perhatian pada semua anak, serta selalu membantu anak yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan kegiatan. Faktor lingkungan non-sosial berasal dari luar individu anak, yakni dari lingkungan anak, seperti rumah dan sekolah. Keadaan rumah dan sekolah juga sangat mempengaruhi motivasi belajar anak usia dini. Dimulai dari kondisi rumah yang nyaman dan suasana yang tenang dan damai akan sangat menunjang kegiatan belajar anak. Oleh karena itu, sebaiknya jaga selalu kebersihan rumah dan hindari suasana rumah yang tegang, akibat sering ribut dan cekcok. Hal ini bisa menyebabkan anak merasa tidak nyaman dan bosan atau malas untuk belajar di rumah. Ciptakan suasana yang tenang, tentram dan penuh kasih sayang untuk anak agar ia merasa betah di rumah dan bisa konsentrasi dalam belajar. Begitu pula dengan suasana di sekolah juga harus menyenangkan. Metode belajar yang digunakan guru di kelas juga sangat mempengaruhi motivasi belajar anak usia dini, selain itu kemenarikan guru dalam menyampaikan kegiatan juga berpengaruh besar terhadap munculnya motivasi anak usia dini. ***

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.