Cabor Karate Banjar Walkout di Porprov Kalsel XI di HSS, Begini Penjelasan Technical Delegate

KabarKalimantan, Kandangan – Ketua Technical Delegate (TD) Porprov Kalsel XI HSS cabang olahraga (cabor) Karate, H Fawahisah Mahabatan memberikan klarifikasi terkait Walk Out (WO) yang dilakukan Kontingen Karate Kabupaten Banjar.

WO yang dilakukan tim karate Kabupaten Banjar lantaran sejumlah atletnya tidak bisa turun bertanding pada Porprov XI HSS. Mereka tidak bisa unjuk gigi lantaran sebelumnya tidak berpartisipasi pada Kejurprov.

Kepada awak media yang berhadir di Kandangan, Sabtu (5/11/22), Fawahisah menjelaskan bahwa mekanisme yang dilakukan tim keabsahan atau verifikasi dan tim TD hanya mematuhi aturan yang telah dibuat untuk Porprov dari Koni Provinsi ke Koni Daerah.

Baca Juga :   Peseban U-17 Menangi Laga Perdana

“Dari acuan itu dipersyaratkan bahwa, yang pertama mengikuti Porprov adalah yang telah mengikuti Kejurprov. Sementara Kabupaten Banjar memaksakan yang tidak ikut Kejurprov dapat ikut Porprov,” kata Fawahisah.

Menurut Fawahisah, Kabupaten Banjar tetap bersikeras. Padahal, aturan itu sudah diperjelas dan dipertegas dalam Handbook.

Terkait informasi tersebut yang dibilang begitu cepat oleh Kabupaten Banjar cabor Karate, hal itu dibantah keras oleh H Fawahisah Mahabatan. Pasalnya, kata dia hal itu salah dan menyarankan untuk mengkonfirmasi kepada Koni.

Baca Juga :   Menguji Kompetensi Karateka Potensial Banua

“Karena yang menyebarkan Handbook itu adalah KONI. KONI Provinsi sebagai induk organisasi yang memverifikasi data dan administrasi,” jelasnya.

Fawahisah menduga lantaran kecewa, oknum ofisial tim karate Kabupaten Banjar kemudian menarik dan menahan id card atlet mereka yang akan bertanding. Padahal sebagian dari atlet karate Kabupaten Banjar yang memenuhi syarat, masih termasuk dalam Drawing dan siap untuk bertanding.

“Orang tua dari atlet yang bisa bertanding itu kemudian mendatangi kami, dan menanyakan kenapa anaknya tidak bisa bertanding. Kami jelaskan bahwa mereka tidak bisa bertanding lantaran tidak memegang id card. Sementara id car itu merupakan salah satu kelengkapan wajib yang harus dimiliki atlet. Kalau tidak ada id card, otomatis tidak bisa bertanding,” urainya.

Baca Juga :   SSB Batu Agung Balangan Bertanding di Malaysia

Sementara dari aturan, lanjut Fawahisah, sebagai atlet yang sudah lolos sudah boleh untuk bertanding dan tidak ada aturan untuk ditarik. Fawahisah pun mengaku sangat menyayangkan hal ini karena justru merugikan atlet yang dapat bertanding.

“Yang rugikan atlet, sementara pengurus tidak memahami tentang itu. Jadi TD ini hanya mengatur, menyikapi dan penegakan aturan-aturan yang telah dipersyaratkan,” pungkasnya.[]

Syahri Ramadhan

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.