KabarKalimantan, Banjarmasin – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) diperkirakan akan mampu berbicara banyak pada Pemilu serentak tahun depan. Maklum, parpol yang baru berdiri pada 2016 ini sangat aktif terlibat dalam isu-isu politik baik nasional maupun lokal.
Lantas, bagaimana kiprah PSI di Banua? Wakil Ketua DPW PSI Kalsel Endani Kastien meyakini perolehan suara PSI akan naik signifikan dibanding pemilu legislatif 2019. Ia menegaskan, sebagai parpol yang akan bertarung pada Pemilu 2024, PSI jelas menargetkan kemenangan. Namun, kalau pun kemenangan belum mampu diraih, Endani optimistis perolehan suara PSI di Kalsel tetap memuaskan.
“Target minimal kita 7%, tapi tentu saja target besar kita adalah meraih kemenangan,” ujarnya kepada wartawan redkal.com, Jumat (13/1/2023).
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Pemenangan Pemilu (Bapilu) PSI Kalsel ini menegaskan, PSI memiliki sejumlah daya tarik bagi para politisi ataupun orang yang baru terjun ke dunia politik serta masyarakat agar memilih PSI. “Kita punya ‘pelet’ pemikat hati,” ujarnya sambil tertawa.
Endani menuturkan, program serta kebijakan-kebijakan yang dilaksanakan PSI adalah ‘pelet’ yang akan mampu memikat hati calon politisi dan masyarakat Banua.
Ia menegaskan, pelet ini terbukti ampuh dengan banyaknya bakal calon anggota legislatif (caleg) yang sudah menyatakan diri mendaftar atau akan mendaftar di PSI.
“Sudah ada beberapa nama tenar yang sudah menyatakan diri ingin mencalonkan diri sebagai wakil rakyat melalui PSI,” katanya.
Namun, Endani masih enggan mengungkap nama-nama yang dimaksud. “Tunggu tanggal mainnya,” tandasnya.
Menurutnya, sejumlah politisi yang sudah mendaftar atau akan mendaftar di PSI ini mengaku tertarik dengan kebijakan-kebijakan partai.
Beberapa kebijakan yang sangat menarik minat ini diantaranya kebijakan PSI yang berpolitik tanpa mahar, mengedepankan keterbukaan sebagai partai yang inklusif dan pluralis untuk semua anak bangsa tanpa melihat suku, ras, dan agama, menentang sikap intoleran, serta pengurus partai yang didominasi oleh para aktivis politik baru yang sebelumnya tidak pernah menjadi pengurus di partai apapun.
“Banyak caleg yang mendaftar menyatakan kebijakan PSI ini sangat seirama dengan suara hatinya. Mereka sangat sepakat dengan DNA PSI Anti Korupsi, Anti Intoleransi,” ujar Endani.
Ia menjelaskan, PSI berpandangan seharusnya politik itu tanpa mahar. Sebab, mahar adalah salah satu sumber masalah dalam politik Indonesia pasca reformasi.
“Mahar memicu biaya tinggi dalam politik. Pada gilirannya, biaya tinggi ini amat potensial menyeret pada praktik korupsi. Itulah mengapa PSI sangat menolak adanya mahar politik,” tegasnya mantap.
Endani menambahkan, saat ini PSI terus melakukan penjaringan caleg dan melakukan persiapan pemenangan Pemilu.
Ia meyakini, masyarakat Kalsel akan memberikan kesempatan kepada para politisi yang penuh semangat dan penuh inovasi serta kemajemukan pada Pemilu 2024 nanti untuk dapat berkiprah di parlemen.
“Saya pastikan PSI akan sangat serius memilih caleg yang akan menjadi pilihan terbaik bagi masyarakat untuk memajukan dan mensejahterakan banua tercinta ini,” pungkasnya.
Muhammad Ridha