KabarKalimantan, Banjarmasin – Miliki potensi luar biasa disektor pertanian dan perkebunan, Menteri Pertanian Republik Indonesia, Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengajak para pelaku perkebunan sawit berupaya melakukan akselerasi Program Peremajaan Sawit hingga hilirisasi melalui perbaikan tata kelola sawit secara berkelanjutan guna menjaga dan meningkatkan produksi.
Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri Rapat Koordinasi Kelapa Sawit se Kalimantan Selatan di Hotel Galaxy Banjarmasin, Rabu (23/8/2023).
Menurutnya, dengan potensi yang sangat serius dan mempuni serta upaya maksimal, kelapa sawit bisa berproduksi lebih baik di Kalimantan Selatan dengan sambil memperbaiki konsepsi program yang ada.
“Terlebih hati ini kita rakor bersama Pak Gubernur, Pak Kapolda, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, Ketua DPRD untuk mendorong sama – sama. Salah satu yang harapkan bisa segera terimplementasi adanya replanting,” katanya.
Ia menuturkan, disepakati replanting sawit di Kalsel tahun 2023 akan mencapai 10.000 ha. Untuk itu, petani sawit yang melakukan replanting juga didorong untuk melakukan pola tanam tumpang sari sawit dengan komoditi lain seperti kacang, umbi – umbian, jagung dan lainnya.
“Artinya tidak boleh ditebang saja, tunggu 2 tahun tapi pemerintah diam, enggak, tapi kita berharap intervensi jagung, atau umbi- umbian, kacang- kacangan bisa mengintervensi sambil menunggu sawit yang sudah di replanting berproduksi sehingga kesejahteraan perani tetap terjaga,” ucapnya.
Untuk itu, ia berharap dengan potensi yang dimiliki Kalimantan Selatan dan kebersamaan yang kuat antar pemerintah, pengusaha dan masyarakat komitmen ini bisa berjalan dengan tetap sesuai aturan.
“Mudah-mudahan target ini bisa kita lampaui bersama,” katanya.
Sementara itu, Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor melalui Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, Roy Rizali Anwar dalam sambutannya menyampaikan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan telah mengambil langkah konkret menuju pembangunan perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan, melalui peraturan Gubernur nomor 013 tahun 2023 tentang Rencana Aksi Daerah Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAD-KSB) Provinsi Kalimantan Selatan 2022-2024.
“Dalam mendukung pembangunan ekonomi hijau (Green Economy), peran sektor perkebunan kelapa sawit sangatlah penting. kita harus terus mendorong praktik-praktik berkelanjutan yang mengurangi dampak negatif pada lingkungan, sambil memberdayakan ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Roy menjelaskan, berdasarkan data statistik perkebunan tahun 2022, kalimantan selatan memiliki luasan kelapa sawit sebesar 443 ribu 802 hektar. luasan ini dikelola oleh 89 perusahaan perkebunan besar swasta/negara, dan sekitar 24 persen diusahakan oleh pekebun rakyat dengan luas mencapai 107 ribu 582 hektar dan terdapat 46 pabrik kelapa sawit di kalimantan selatan yang menghasilkan sekitar 5,3 juta ton Tandan Buah Segar (TBS) setiap tahunnya serta produksi CPO dari TBS tersebut mencapai 1,1 juta ton per tahun.
“Selain itu, industri hilirisasi juga berkembang pesat dengan tiga pabrik minyak goreng dan dua pabrik biodiesel, yang berperan dalam meningkatkan nilai tambah sektor perkebunan kelapa sawit,” ucapnya.
Ia berharap, melalui kegiatan ini, kolaborasi antar pemangku kepentingan dapat menjadi lebih baik, solid dan optimal dalam mewujudkan pembangunan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan di kalimantan selatan.
“Semoga kegiatan ini dapat berjalan lancar dan memperoleh hasil sesuai yang diharapkan,” harapnya.
Adapun Dirjen Perkebunan Kementan, Andi Nur Alamsyah, mengatakan Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan saat ini berupaya memperbaiki tanaman perkebunan yang telah tua / rusak /tidak menghasilkan dengan penggantian tanaman melalui kegiatan peremajaan ataupun rehabilitasi. Sesuai data statistik perkebunan tahun 2022, tercatat hampir 30 persen dari total luas perkebunan di Indonesia dalam kondisi tua/rusak/tidak menghasilkan.
“Sehingga jika kondisi tersebut dibiarkan akan mempengaruhi produksi perkebunan kita bahkan berdampak juga pada penurunan devisa negara,” kata Andi.
Andi mengatakan investasi perkebunan merupakan investasi jangka panjang, untuk itu dalam pelaksanaanya perlu disiapkan dengan sangat baik. Salah satu faktor utama dan paling penting adalah pemilihan benih. Direktorat Jenderal Perkebunan sangat serius dalam menyiapkan benih tanaman perkebunan bermutu dalam rangka medukung peningkatan produksi, nilai tambah dan daya saing industri perkebunan.
“Bentuk keseriusan tersebut diwujudkan melalui sistem penyediaan, pengawasan dan peredaran benih melalui Bank Benih Perkebunan (BABE BUN),” ucapnya.
Ia menambahkan, Provinsi Kalsel merupakan salah satu sentra perkebunan kelapa sawit Indonesia yang berada di Pulau Kalimantan yang cukup strategis.
“Luas areal perkebunan kelapa sawit menyumbang 3,1 persen dari total luas areal perkebunan kelapa sawit Indonesia dan 2,6 persen dari total produksi kelapa sawit Indonesia,” pungkasnya.[]
Syahri Ramadhan