KabarKalimantan, Marabahan – Meskipun tanpa visi misi, tapi bukan berarti pembangunan di Batola tidak berjalan dengan baik selama lebih dari setahun dijabat oleh penjabat Bupati.
Kabupaten Barito Kuala (Batola) memang sudah tidak memiliki Bupati dan wakil Bupati Definitif sejak 4 Nopember 2022.
Kemudian tampuk kepemimpinan dilanjutkan Mujiyat sebagai penjabat Bupati hingga terpilih pemimpin baru dalam pilkada 2024 nanti.
Meskipun seorang penjabat Bupati tidak mempunyai visi misi namun mereka tetap harus melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan sebagai penjabat.
Hasilnya selama menjabat satu tahun lebih tepatnya saat Batola berusia 64 tahun, telah berhasil dicapai kinerja yang baik dalam Indikator Pembangunan.
Diantaranya penurunan tingkat kemiskinan, percepatan penurunan stunting dan penurunan pengangguran, serta perbaikan ketimpangan pendapatan.
Kemudian selama tahun 2023, Batola berhasil meraih 20 penghargaan dari pemerintah provinsi, Kementrian dan lembaga Negara lain.
Diantaranya mendapatkan penghargaan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Gubernur Kalimantan Selatan, kabupaten bebas frambusia dari kementrian kesehatan, serta Adi Pura kategori kota kecil.
Berbagai penghargaan tersebut hanya permulaan mengingat masih terdapat sederet tugas penting yang dibebankan pemerintah provinsi maupun pusat kepada Batola.
“Dalam momentum Hari Jadi Batola Ke – 64, Batola memiliki setidaknya empat tugas penting yang harus di kerjakan bersama-sama, baik oleh pemerintah maupun masyarakat,” Tegas Mujiyat.
Salah satunya ialah bersiap menyelesaikan tugas negara yang memproyeksikan Batola menjadi salah satu lumbung pangan nasional.
Agar menjadi lumbung pangan yang bagus diisyaratkan keberadaan 99,000 hektare lahan produktif. Sementara lahan produktif di Batola baru sekitar 79,000 hektare.
“Di sisi lain Kalimantan Selatan juga mengelola 200.00 hektare lahan produktif,” beber Mujiyat.
Dari total lahan produktif yang dibebankan untuk kalsel mendapat bagian 75.000 hektare, Artinya semua harus bekerja dengan sungguh-sungguh guna merealisasikan target ini.
“Kemudian tugas berikutnya adalah menurunkan prevalensi angka stunting, diketahui penurunan stunting sudah menjadi salah satu prioritas nasional,menurunkan prevalensi stunting nasional maksimal 14 persen,” jelas Mujiyat.
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT berkat kerja keras semua pihak, sekarang angka prevalensi stunting di Batola sudah turun menjadi 10 persen.
Genjot Bedah Rumah
Kendati sudah menurun upaya pencegahan dan penanganan stunting, tetap harus dilakukan karena hal ini seiring dengan tugas ketiga berupa pemberantasan kemiskinan ekstrem.
Sebelumnya dalam upaya menekan kemiskinan ekstrem 2023, pemkab batola telah berkolaborasi dengan Pemprov dan Polda Kalsel serta Kodim 1005 Batola.
Pemrov kalsel tercatat menyalurkan bantuan bedah rumah sebanyak 195 unit, ditambah Polda Kalsel sebanyak 10 unit.
Kemudian juga Kodim 1005 Batola 10 unit, dan ditambah 48 unit lagi dari Pemkab Batola.
Selanjutnya selama 2024 rumah yang akan dibedah berjumlah lebih banyak lagi, setelah Batola mendapat suntikan dana sebesar Rp5 miliar dari kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
“Bantuan yang didapat tersebut juga merupakan salah satu hasil kerja keras, karena berawal dari keberhasilan batola menempati peringkat kedua nasional dalam pembinaan penyelenggaraan jasa kontruksi,” terang Mujiyat.
Bantuan sebesar Rp5 miliar tersebut dicanangkan untuk membedah 250 unit rumah, kemudian juga dari APBD Batola dianggarkan lagi bedah rumah 195 unit.
“Ditambah dari bantuan Pemprov Kalsel sebanyak 205 unit, itu berarti total.bedah rumah yang akan di lakukan berjumlah 650 unit,” jelas Mujiyat.
Selanjutnya masih terkait pemberantasan kemiskinan ekstrem, penekanan khusus diberikan kepada peningkatan produktivitas usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di desa.
Kemudian sebagai penunjang harus dilakukan tugas berikutnya berupa pemerataan pembangunan Infrastruktur.
Mahmud Shalihin