KabarKalimantan, Banjarmasin – Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina mengeluarkan surat tanggap darurat sampah hingga 31 Juli 2025. Status itu diterapkan sesuai surat pernyataan tanggap darurat sampah nomor 600.4.15/0121/SET-DLH/II/2025. (5/2/2025).
Status tanggap darurat merespon Tempat Pemprosesan Akhir Sampah (TPA) Basirih, Banjarmasin ditutup Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) RI pada 1 Februari tadi.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banjarmasin, Alive Yoesfah Love mengatakan pembuangan sampah dari Banjarmasin untuk sementara di alihkan ke TPA Regional Banjarbakula di Jalan Ahmad Yani kilometer 21, Kota Banjarbaru.
Pemindahan sampah ke Banjarbaru yang jaraknya lebih jauh menimbulkan beban tambahan bagi Pemkot Banjarmasin, terutama dari sisi biaya operasional dan retribusi.
Selain itu jatah harian yang dimiliki Banjarmasin untuk membuang sampah ke TPA Banjarbakula terbatas hanya 105 ton per hari
Sedangkan rata-rata sampah yang dihasilkan oleh masyarakat kota ini dalam sehari mencapai 500-600 ton. “Maka dari itu, kami meminta maaf kepada masyarakat jika dalam beberapa hari ini ditemukan banyak sampah yang belum sempat terangkut,” ujarnya.
Menanggapi krisis ini, Pemkot Banjarmasin segera menerbitkan surat edaran tanggap darurat sampah.
Salah satu langkah utama yang diusulkan adalah meminta masyarakat untuk memilah sampah sejak dari rumah.
“Kami berharap besar masyarakat bisa memilah sampahnya sedari rumah supaya meminimalisir timbunan sampah yang dibuang ke tempat pembuangan sementara (TPS). Sehingga dapat meringankan beban buangan ke TPA Banjarbakula,” katanya.
Di samping itu, pihaknya akan berupaya mengoptimalkan fungsi 16 unit TPS-3R (Reuse, Reduce, Recycle) yang ada di Banjarmasin. “Tenaga kerja yang selama ini bertugas di TPA Basirih akan kita perbantukan di TPS-3R untuk memaksimalkan prosedur pemilihan,” katanya.
Selain itu, pemko juga berencana memperluas jaringan depo sampah. Saat ini, Banjarmasin baru memiliki satu depo sampah yang berlokasi di Jalan Veteran.
Namun, DLH telah mengidentifikasi lima lokasi lain yang berpotensi untuk dibangun depo baru.
“Beberapa titik yang kami lihat potensial berada di lahan yang sebelumnya disiapkan untuk RTH. Tapi, tentu saja ini membutuhkan waktu dan biaya karena perlu pembangunan fasilitas. Kami berharap paling tidak dalam satu bulan ke depan, rencana ini bisa terwujud,” pungkasnya.