KabarKalimantan, Banjarmasin – Di sudut lapangan kecil di Banjarmasin, di bawah terik matahari sore dan suara sorak anak-anak yang bermain bola, seorang gadis kecil pernah berlari mengejar impiannya. Namanya Indira Fatima.
Hari ini, impian itu tak lagi sebatas mimpi. Ia resmi terpilih mengenakan seragam Merah Putih, mewakili Indonesia di Timnas Putri U-16 yang akan berlaga di ajang ASEAN Girls U-16 Championship 2025.
Lahir pada 30 November 2011, Indira tumbuh dalam keluarga yang mencintai sepak bola. Sang ayah, Indra Safrudin, bukan hanya pelatihnya sejak kecil, tapi juga orang pertama yang percaya bahwa anak perempuan bisa bersinar di lapangan hijau, sejajar dengan siapa pun.
“Indira mulai main bola umur delapan tahun,” kenang sang ayah.
Indira dibesarkan dalam tempaan keras latihan di Haus Soccer Banjarmasin, sebuah akademi lokal yang kini patut berbangga karena salah satu anak didiknya menembus panggung ASEAN.
Tak mudah, apalagi ketika proses seleksi Timnas mewajibkan Indira bermain di posisi yang bukan miliknya: dari gelandang ke striker.
“Sempat deg-degan, jujur saja. Tapi saya tanamkan ke dia: tunjukkan kalau kamu bisa di posisi mana pun,” ujar Indra.
Hasilnya? Tiga gol dalam seleksi akhir. Indira tak hanya lolos, tapi membuktikan diri sebagai pemain yang serba bisa dan tahan uji.
Bagi Indira, panggilan Timnas adalah mimpi masa kecil yang terwujud. Tapi, lebih dari itu, ini adalah pesan bagi setiap anak Banua bahwa tak ada mimpi yang terlalu tinggi jika diperjuangkan dengan tekun.
“Alhamdulillah. Saya bangga bisa bawa nama Banua ke level nasional. Tapi ini baru awal. Masih banyak yang harus saya pelajari,” kata Indira, dengan mata berbinar.
Indira juga sempat memperkuat All Star Bandung dalam sejumlah turnamen nasional, menambah jam terbang dan membentuk mentalnya untuk bersaing di level tinggi.
Kini, ia bersiap menghadapi tantangan di ASEAN Girls U-16 Championship 2025 yang akan digelar Agustus mendatang.
Kisah Indira Fatima bukan sekadar soal prestasi. Ia adalah cermin dari kerja keras, dedikasi keluarga, dan bukti bahwa mimpi anak perempuan di lapangan bola bisa menjangkau sejauh langit.
Dari Banua untuk Indonesia. Dari mimpi kecil menjadi kebanggaan besar.











