Target Tanam Dimulai September 2025, Kalsel Ngebut Cetak Sawah 30 Ribu Hektare, TNI dan Pemerintah Daerah Turun Tangan

Avatar

KabarKalimantan, Banjarbaru – Sebagai langkah konkret dalam mempercepat program swasembada pangan nasional. Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan menggelar Rapat Koordinasi Optimalisasi Lahan dan Cetak Sawah di Banjarbaru, Kamis (17/7/2025).

Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, M Syarifuddin dalam sambutannya diwakili Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdaprov Kalsel, Ariadi Noor saat membuka rakor mengatakan, program cetak sawah dan optimalisasi lahan ini bukan hanya sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), tetapi juga menjadi bagian dari visi pembangunan daerah.

“Nilai strategis Kalsel bukan hanya sebagai jalur distribusi, tetapi juga sebagai produsen utama. Kita menjadi broker dan produser. Salah satu fokus kita adalah sektor pertanian, terutama komoditas padi, disamping sektor perkebunan, peternakan, dan perikanan,” kata Ariadi.

Sementara itu, Plt Dirjen Lahan dan Irigasi Kementerian Pertanian, Hermanto menyampaikan, program cetak sawah ini merupakan bagian dari strategi nasional untuk mempercepat swasembada pangan.

Ia menyampaikan, Presiden melalui Menteri Pertanian menargetkan agar penanaman di lahan cetak baru sudah bisa dimulai paling lambat akhir September 2025.

“Strateginya jelas, kita percepat Survei Investigasi Desain (SID) dan langsung masuk konstruksi. Ini tidak bisa dikerjakan sendiri-sendiri, makanya kita bentuk tim terpadu yang melibatkan pusat, provinsi, kabupaten, TNI, Kejaksaan, dan Satgas Pangan,” ucapnya.

Hermanto menambahkan, kalimantan selatan di target 30.000 hektare cetak sawah tahun 2025 dan progres SID saat ini telah mencapai 60–70 persen, dan ia optimis target dapat tercapai asalkan seluruh pihak bekerja secara cepat dan serempak serta menjelaskan bahwa keterlambatan bukan karena hambatan teknis, melainkan karena perlunya perencanaan yang matang.

“Perencanaan ini fondasi. Kalau sudah siap, pelaksanaan akan langsung jalan. Begitu SID rampung, kita langsung eksekusi konstruksi. Tidak boleh menunggu. Sistemnya paralel,” tegasnya.

Adapun Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kalsel, Syamsir Rahman, mengungkapkan bahwa meski anggaran DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) belum turun, kegiatan optimalisasi lahan sudah berjalan di sejumlah daerah.

“TNI sudah mulai kerja di lapangan. Untuk cetak sawah, tinggal tunggu DIPA, langsung kontrak kontruksi,” ucapnya.

Ia menegaskan bahwa Pemprov Kalsel sangat serius. Bahkan jika ada daerah atau pelaksana yang lambat, akan dilakukan evaluasi cepat. “Kalau mereka tidak siap, kita geser ke yang lebih siap. Ini program prioritas nasional. Kita nggak main-main,” kata Syamsir

Walau saat ini baru sekitar 1.500 hektare lahan yang berhasil dibuka. Namun Syamsir optimistis target bisa tercapai bila semua pihak bergerak cepat.

“Kalau 20 alat berat kerja bareng, satu hari satu hektare, target bisa dikejar,” jelasnya.

Hasil rapat juga menetapkan pembentukan tim terpadu lintas instansi, yang akan turun langsung melakukan pengawasan, monitoring, hingga evaluasi ke kabupaten/kota.

Tim akan dipimpin oleh bupati setempat dan didampingi unsur provinsi serta pusat.

“Jangan hanya rapat di Banjarbaru. Kita akan turun ke lokasi-lokasi pelaksanaan di kabupaten seperti Kotabaru dan lainnya. Semua harus gerak. Kalau tidak serius, nyatakan saja. Jangan hadir hanya formalitas. Ini proyek strategis nasional,” pungkas Syamsir.

Syahri Ramadhan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *