KabarKalimantan, Martapura – Balai Pengelolaan Air Minum (BPAM) Banjarbakula merespon keluhan masyarakat tentang kemacetan air bersih di wilayah Banjarbaru dan sekitarnya.
Dalam laporan resminya, pihak BPAM Banjarbakula mengakui adanya kebocoran pipa transmisi air baku berjenis GRP dengan diameter 1200mm di area Sungai Landas, Desa Mandikapau, Kabupaten Banjar sejak Senin 8 April 2024 sekitar jam 04:45 WITA.
“Pihak BPAM Banjarbakula dengan bantuan tim teknis rekanan pihak ketiga melaksanakan upaya penanganan secara optimal di lapangan, mengingat kondisi (kerusakan terjadi) H-2 Lebaran Idul Fitri,” tulis pihak BPAM Banjarbakula dalam laporan resmi tersebut.
Sejak terjadi kerusakan hingga Jumat 12 April 2024, sudah ada 6 upaya yang telah dilakukan, mulai dari identifikasi titik kebocoran hingga melakukan pembongkaran titik kebocoran dengan bantuan alat berat.
Agar tetap bisa memberikan pelayanan kepada pelanggan, BPAM Banjarbakula bersama PTAM Intan Banjar berinisiatif membuka kembali pintu intake air baku milik PTAM Intan Banjar yang mengakses dari jaringan irigasi Riam Kanan.
Dikonfirmasi melalui pesan Whatsapp, Kepala BPAM Banjarbakula, Muhammad Berty Nakir mengaku pihaknya sudah menyurati Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III untuk meminta akses pintu intake tersebut.
“Secara prinsip pihak BWS Kalimantan III menyetujui kegiatan tersebut,” kata Berty, Jumat (12/4/2024).
Dengan beroperasinya intake milik PTAM Intan Banjar di Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA) Pinus mulai tanggal 8 April 2024, maka PTAM Intan Banjar dapat mensuplai air baku sekitar 280 liter perdetik.
“Hasil IPA itu masing-masing untuk PTAM Intan Banjar sebanyak 110 liter perdetik dan BPAM Banjarbakula sebanyak 170 liter perdetik,” ungkap Berty.
Selain itu, demi tetap memberikan pelayanan maksimal ke masyarakat, BPAM Banjarbakula juga bekerjasama dengan sejumlah stakeholder untuk penyediaan tangki air bersih ke masyarakat.
Total tangki yang tersedia berjumlah 9 unit terdiri dari 2 unit dari BPAM Banjarbakula, 2 unit dari Pol PP dan Damkar Kalsel, 1 unit dari BPBD Kalsel, dan 4 unit dari BPPW Kalsel.
“Kita juga melibatkan SDM dari BWS Kalimantan II untuk tambahan pilot unit armada,” beber Berty.
Berty menambahkan, hingga hari ini pihaknya mampu mensuplai sekitar kurang lebih 40 ritasi yang setara dengan 200.000 liter air.
Sementara untuk perbaikan kebocoran pipa transmisi GRP itu, Berty menyebut belum ada kepastian. Sebab semuanya bergantung dengan kemampuan dan ketersediaan sumber daya tim teknis pelaksana di lapangan, termasuk kelengkapan aksesorisnya yang memang cukup langka.
“Kami bersinergi dengan semua sumber daya untuk berupaya optimal agar dapat menanggulangi permasalahan ini dalam waktu sesegera mungkin,” pungkas Berty.
Syahri Ramadhan